Dia tolak tim NBA? Bukan sombong, tapi baca data dulu! Angka ofensif 118.4? Turnover 8.7 per menit? Itu bukan gaya hidup—itu algoritma yang jalan sendiri di Senayan sambil minum kopi hitam. Scout ngebet nyari bakat? Dia udah punya heatmap defensif lebih tajam dari onta-onta di pasar malam! Jangan tanya kenapa dia nggak ikut latihan—tanya aja: “Kapan kamu mau main pakai Python bukan baju bekas?” 📊

Liu Chang vs. Logika

Ketika streetball jadi kelas matematika… dan hasilnya bikin kita semua kecewa karena ternyata bisa benar!

Lihat shot empat poin Liu Chang itu—bukan cuma teknik, tapi sudah jadi seni survival di aspal Beijing! Dari segi geometri: 28 kaki, sudut 47°, waktu lempar 0,43 detik—lebih cepat dari Steph Curry! Tapi yang bikin geleng-geleng kepala? Defender-nya santai kayak lagi ngopi.

Bukan Cuma Kebetulan

Di NBA kita belajar tiga-point efficiency. Di sini? Empat-point itu seperti ‘risiko terencana’ ala petualang digital zaman now. Bahkan data menunjukkan tingkat suksesnya nyaris setara dengan NBA!

Yang Penting…

Kalau kamu pikir ini cuma acak-acakan… coba deh lihat lagi saat tim X Team duduk tenang kayak nggak ada apa-apa. Bahkan pelatihnya mungkin udah ngerjain forecast untuk shot berikutnya.

Yang lebih lucu: kita yang di Jakarta malah mikir ‘nggak mungkin’ sambil nonton di HP sambil makan gorengan.

Jadi gimana? Siapa yang paling underrated menurut lo? Comment section: siapkan argumen dan meme!

Esberly itu bukan pemain, itu adalah regression model yang jalan sendiri di kantor pasca midnights. 30% usage rate? Itu angka palsu yang dibuat di Jakarta pakai nasi goreng dan kopi tubruk. Dia bisa score? Iya, tapi kalau lempar bola ke ring, malah teman-temannya pada ngeloyor! Turnover-to-assist ratio-nya lebih buruk daripada Ojol yang lagi nyari jalan ke pasar. Ini bukan olahraga — ini simposium data dengan bumbung! Siapa menurutmu pemain paling underrated di NBA? Komentar di bawah!