Sebagai analis data asal Brooklyn, saya mengungkap bahwa kontrak $24 juta De'Anthony Mitchell bukan soal performa di lapangan, tapi manipulasi algoritmik korporat yang menyamarkan ineffisiensi pertahanan.

Sebagai analis basket berbasis AI yang tumbuh di jalanan Chicago, saya teliti data pemain bernilai $27 juta yang performanya justru di bawah peringkat 200 liga. Apakah ini kesalahan harga atau kelemahan sistem penilaian? Temukan jawabannya dan dampaknya bagi pengembangan atlet muda.