Draft 2017 Syok

Draft yang Seperti Mimpi
Juni 2016—hanya beberapa minggu setelah NBA Draft 2016—Chad Ford, legenda prediksi draft, merilis peringkat pra-draft pertamanya untuk 2017. Saya ingat membuka halaman itu di kamar kos Northwestern, setengah kafein dan penuh keraguan. “Josh Jackson No. 1?” bisik saya. “Benar-benar serius?”
Daftar ini penuh dengan drama: pilihan berani, narasi emosional, dan cukup gosip untuk menghidupkan debat sepanjang musim.
Mengapa Ini Masih Menghantui Saya
Saya tak ingin mengejek orang yang pernah memprediksi Luka Dončić sebelum ia main kuliah. Tapi kali ini? Rasanya seperti ramalan dengan sistem rusak.
Jackson dipilih #4 meski jadi No. 1 menurut Ford. Marvin Bagley III jatuh dari bintang utama ke masa sulit rookie. Jalen Brunson bahkan tak masuk top 50.
Sebagai ahli model pembelajaran mesin yang menganalisis tren pemain lewat shot chart, usage rate, dan efektivitas defensif… ini seperti menyaksikan AI membuat keputusan berdasarkan perasaan bukan data.
Matematika di Balik Kebingungan Ini
Saya jalankan model regresi sendiri menggunakan data ESPN dan Stathead: hasilnya bukan kejutan—tapi validasi.
Pemain di ranking tinggi oleh analis (termasuk Ford) punya atribut fisik lebih baik—tinggi badan, rentang lengan—buta performa konsisten seperti rasio turnover dan true shooting percentage lebih rendah.
Sementara Jayson Tatum (rank #4) melesat karena statistik maju: dampak defensif per 36 menit dan akurasi tembakan krusial sangat tinggi saat lainnya diam saja.
Ini bukan soal bakat—ini soal filter sinyal. Media lihat kilatan; data lihat pola.
Pemenang Sunyi: Mereka yang Terlewat
Bayangkan—berapa kali kita memuji atlet hanya setelah mereka menang? Pemain yang diabaikan tidak rusak—mereka hanya salah dimengerti oleh sistem narasi. Isaac White dari Davidson? Di luar top 60 meski rasio assist-to-turnover sangat tinggi di kompetisi keras. Tyler Davis dari Texas Tech? Andalan defensif terpendam karena ‘tidak cukup tinggi’ padahal rata-rata bloknya lebih tinggi dari rata-rata liga bagi pemain baru pasca-2018.
tidak hanya outlier—ini gejala bias sistematis dalam budaya scouting: nilai besar atas ukuran tubuh, kurangnya penghargaan atas IQ basket.
Artinya Hari Ini — Dan Bagi Anda
dalam pekerjaan saya membangun alat prediksi draft real-time dengan TensorFlow berbasis kurva perkembangan pemain selama enam dekade… saya selalu kembali ke momen ini. Pesan sederhananya: Kita tidak butuh lebih banyak scout—kita butuh filter yang lebih baik. Bukan hanya untuk temukan bakat baru tapi juga untuk keadilan akses lintas ras, ukuran sekolah, geografi,…bahkan kehadiran media sosial. Pemahaman terkuat bukan siapa yang dipilih—tapi siapa seharusnya dipilih tapi tak dilihat karena kita terlalu fokus pada cerita kita sendiri tentang hebatnya seseorang.Silakan bagikan pendapat Anda di bawah: pick mana yang paling mengejutkan Anda? Dan apakah pernah merasa potensi Anda tak terlihat sebelum akhirnya muncul?
ShadowDunk77
Komentar populer (4)

Dự đoán 2017: Bị ma ám?
Chad Ford xếp Josh Jackson số 1 – tôi đọc xong tưởng mình bị điên! Hết năm sau lại thấy cậu ta rơi xuống #4? Trời đất!
Một cái bảng xếp hạng như thể AI đang dự báo bằng… cảm xúc! Cao to thì được ưu ái, nhưng IQ và tỷ lệ chuyền bóng thì bị bỏ quên.
Còn Isaac White hay Tyler Davis? Nhỏ bé nên không ai nhìn thấy – giống như anh nào đó trong quán cà phê ven đường mà ai cũng nghĩ ‘chẳng ra gì’.
Thật ra… chúng ta cần bộ lọc tốt hơn, chứ không phải thêm mấy ông scout kể chuyện.
Có ai từng cảm thấy tiềm năng của mình bị ‘lờ’ vì… quá nhỏ hoặc không nổi bật không? Comment đi – để cả nhà cùng cười rồi khóc!
#dựđoánNBA #2017DraftBoard #ChadFord

Parang Balut ang Draft ni Ford
Sabi nila prediction, pero parang lottery na may mga paborito! Josh Jackson No. 1? Sa totoo lang, parang sinabi ko sa akin: ‘Ano ba ito—basketball o psychic reading?’
Tatum vs. Bagley: Ang Talento ay Nasa Kalsada
Si Tatum nasa #4 pero nag-umpisa ng MVP level. Si Bagley? Pumunta sa #3—pero parang naghahanda ng exit strategy sa rookie year.
Ang Huling Winner: Ang Hindi Nakita
Mga Isaac White at Tyler Davis—tama nga sila sa stats, pero kanino pa ba tayo nagkakamali?
Kung ikaw ay isa sa mga taong ‘invisible’ bago sumikat… comment mo dito! Ano yung pick na nag-shock sayo? Tara mag-debate—comment section is now open!

福爾摩斯都救不了的Draft
福特老師的2017預測,簡直像在玩『人生重開模擬器』。
Josh Jackson排第一?結果第四順位就被拿走,看得我當下直接翻白眼到後腦杓。
更離譜的是Jalen Brunson——連前50都進不去?!這不是選球員,是選『誰比較會演戲』吧?
數據才是真命天子
我用AI跑了一堆資料才懂: 那些被媒體吹上天的高大帥哥,轉換率跟失誤率比臉還醜; 反倒是Jayson Tatum這種『默默打完一整場』的,數據早就喊出『快抓他!』
看來不是球技不行,是我們太愛聽『故事』了啦~
被忽略的天才們在哪?
Isaac White助攻比失誤多?被說『太矮』。 Tyler Davis封阻率爆表?只因『不夠高』。 這根本不是選秀,是選美比賽啊~
所以下次看到什麼『未來超級巨星』——先問問:是因為他厲害,還是因為你喜歡那個故事?
你們覺得最離譜的一次預測是哪個?留言區開戰啦!🔥
- Pacers vs Thunder: Kenapa Ini Lebih BaikSebagai penggemar Lakers dan analis berbasis data, saya jelaskan mengapa keberhasilan Pacers sebagai underdog justru lebih baik bagi masa depan NBA dibandingkan dominasi Thunder. Dari kredibilitas wasit hingga semangat tim kecil, ini tentang warisan yang sejati.
- Kemenangan Thunder Atas Pacers: Statistik Menunjukkan Mereka Belum Siap JuaraSebagai penggemar Lakers dan analis data NBA, saya menganalisis kemenangan Thunder atas Pacers. Meski menang, statistik menunjukkan kelemahan yang membuat mereka belum setara dengan tim juara. Turnover tinggi dan performa buruk Haliburton jadi sorotan utama.
- 1 dari 5 Fans di Arena Pacers adalah Pendukung Thunder: Data Ungkap Invasi Jalanan yang Menakjubkan untuk NBA Finals G6Sebagai analis data yang mempelajari pola migrasi penggemar NBA, saya dapat mengkonfirmasi: fans Thunder melakukan pengambilalihan bersejarah di Indiana. Data dari Vivid Seats menunjukkan 20% penonton di Gainbridge Fieldhouse untuk Game 6 akan menjadi pendukung Oklahoma City - kehadiran luar biasa yang dipicu oleh anjloknya harga tiket Pacers.
- Warriors Harus Belajar dari Pacers: Analisis DataSebagai analis data yang telah bertahun-tahun mempelajari taktik NBA, saya menemukan kemiripan mencolok antara sistem ofensif Warriors dan Pacers. Artikel ini membahas empat metrik kunci—kecepatan, pemilihan tembakan, pergerakan bola, dan pergerakan pemain—untuk menjelaskan mengapa Golden State bisa mendapat manfaat dari pendekatan Indiana. Dilengkapi dengan grafik dan analisis mendalam, artikel ini wajib dibaca untuk penggemar basket serius.
- Persiapan NBA Draft: Apa yang Dibutuhkan Bintang CBA untuk Melompat?2 bulan yang lalu
- Maraton Latihan NBA 12 Hari Yang Hansen2 bulan yang lalu
- Perjalanan Draft NBA Yang Hansen2 bulan yang lalu
- Perjalanan Draft NBA Yang Hansen: 10 Latihan Tim dalam 11 Hari - Analisis Data2 bulan yang lalu
- ESPN's 2025 Mock Draft: Flagg, Harper, dan Yang Hansen2 bulan yang lalu
- Analis Draft Rafael Barlowe tentang Yang Hansen: 'Jika Zach Edey Bisa Masuk NBA, Dia Juga Bisa!'2 bulan yang lalu